Pada 20 Maret 2024 lalu, bertempat di Ruang Rapat Bukit Raya, Balai TNBBBR di Sintang Kalimantan Barat, Perkumpulan Mandala Katalika (Manka) dengan Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (BTNBBBR) menyelenggarakan Pelatihan Pengamatan Vegetasi, Fenologi, dan Satwa Liar yang bertujuan untuk meningkatan kapasitas staf Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. Kegitaan ini sebagai rangkaian awal kerjasama Manka dan BTNBBBR.

Pelatihan dibuka langsung oleh Kepala Sub. Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (BTNBBBR), Doni Maja Perdana, S.Hut. Pelatihan ini diikuti oleh pejabat fungsional Pengendali Ekosistem Hutan (PEH), Kepala Resort dan Kepala Seksi dengan jumlah peserta sebanyak 13 orang. Turut hadir dalam acara tim dari Perkumpulan Mandala Katalika yang dipimpin langsung oleh Ketua Perkumpulan Mandala Katalika, Juliarta Bramansa Ottay.

Dalam sambutannya, Doni Maja Perdana, S.Hut menyampaikan TNBBR menyambut baik kegiatan kerjasama dengan Manka. Dukungan para pihak dan juga peningkatan kapasitas sumber daya manusia mutlak diperlukan dalam pengelolaan kawasan TNBBBR yang memiliki potensi keaneka ragaman hayati yang tinggi. “Roh TNBBBR adalah keanekaragaman hayati. Kami terus berupaya mewujudkan kawasan ini sebagai laboratorium alam dan pusat penelitian hutan hujan tropis Kalimantan”, ungkap Doni.

Harapan senada juga disampaikan oleh Juliarta Bramansa Ottay, Ketua Perkumpulan Mandala Katalika. “Harapan kami, kegiatan yang kita lakukan bersama ini dapat berkontribusi pada pencapaian target nasional dan global sebagai mandat dari Convention on Biological Diversity (CBD). Kontribusi Indonesia pada keanekaragaman hayati”. Selain itu, pelatihan dan penelitian ini dapat menjadi salah satu rangkaian upaya menjawab tantangan kurangnya publikasi kehati di Indonesia.

Pelatihan terbagi ke dalam dua sesi dengan narasumber ahli dari Perkumpulan Mandala Katalika. Paparan pertama oleh Yuda Rehata Yudistira terkait Pengamatan Vegetasi dan Fenologi. Peserta diingatkan kembali tentang pengamatan fenologi seperti teknis pengambilan data fenologi. Narasumber kedua, Gusti Wicaksono menyampaikan materi pengenalan penggunaan camera trap untuk survei dan pemantauan satwa liar dan bagaimana data tersebut kemudian dianalisa.

Pelatihan ini dilakukan sebelum kegiatan penelitian potensi flora dan fauna yang akan dilakukan Tim Peneliti dari Balai TNBBBR dan Perkumpulan Mandala Katalika di Resort Belaban SPTN Wilayah I TNBBBR. “Pelatihan ini memberikan ilmu baru buat saya terutama bagian analisis data”, tutur Nur Hidayat, Kepala Resort Belaban.

Lebih jauh, penelitian ini menjadi modal dasar dalam pengembangan stasiun riset permanen untuk pemantauan keanekaragaman hayati jangka panjang. Sejalan dengan pengembangan stasiun riset tersebut akan dilakukan pengembangan sistem data dan informasi di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR).

Kawasan TNBBBR merupakan habitat dari berbagai tumbuhan dan satwa liar. Tercatat terdapat  517 jenis satwa liar dan 1.227 jenis tumbuhan dapat ditemukan di kawasan ini. Mulai dari berbagai jenis pohon bernilai ekonomis (benuang, bengkirai, kapur, keladan, keruing, resak dan meranti),  tumbuhan berbunga, paku-pakuan, lumut, tumbuhan obat, dan berbagai jenis anggrek. Tingginya keanekaragaman hayati di TNBBBR sangat penting untuk menjaga kualitas lingkungan di sekitar kawasan dan menjadi laboratorium alam bagi peningkatan ilmu pengetahuan.