Pada 21 Februari lalu bertempat di Graha Oikumene, PGI, Jakarta Pusat, Mandala Katalika (Manka) bekerjasama dengan Persatuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) menyelenggarakan acara “Peluncuran dan Diskusi Video Edukasi Peran Gereja Dalam Menghadapi Iklim”

Diskusi tersebut tampak dihadiri sejumlah tokoh dan perwakilan dari persekutuan gereja-gereja di Jakarta. Dalam diskusi yang berlangsung santai dan menarik yang digelar bertepatan dengan Hari Peringatan Sampah Nasional, dibahas khusus tentang kegiatan manusia dan pola konsumsinya yang menjadi penyumbang besar dalam terjadinya perubahan iklim. Hadir sebagai pembicara adalah Juliarta Bramansa Ottay, Direktur Mandala Katalika, Dr Agustin Teras Narang, dan Pdt Jimmy Sormin selaku Sekretaris Eksekutif KKC-PGI.

Sebagai gambaran, dalam laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2021, dijelaskan bahwa perubahan iklim saat ini diakibatkan oleh emisi yang diakibatkan oleh kegiatan manusia dan pola konsumsinya. Dan, Indonesia, menempati peringkat 9 negara yang menghasilkan emisi terbesar di dunia, dimana 60% emisi Indonesia berasal dari sektor hutan dan lahan. Hal ini berbeda dengan fenomena global dimana emisi terbesar berasal dari sektor energi. Hilangnya hutan dan perubahan pemanfaatan lahan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat emisi yang tinggi di Indonesia.

Walaupun emisi Indonesia sebagian besar berasal dari sektor hutan dan lahan, tetapi wilayah perkotaan juga menjadi salah satu penyumbang emisi yang cukup besar. Dalam angka, perkotaan hanya menempati kurang dari 3% permukaan bumi, tapi wilayah ini berkontribusi 80% dari emisi gas rumah kaca dan menyumbang 75% dari konsumsi energi global.

Hal ini tentu situasi dilematis. Di satu sisi, wilayah perkotaan merupakan pusat bisnis dan ekonomi, namun disisi lain perkotaan merupakan wilayah yang sangat rawan terhadap permasalahan lingkungan dan perubahan iklim. Dampak perubahan iklim hari ini sudah sangat dirasakan oleh masyarakat. Suhu udara yang semakin panas, meningkatnya intensitas bencana banjir dan kekeringan, peningkatan permukaan air laut.

Begitu juga dengan wilayah perkotaan yang menyimpan berbagai masalah lingkungan yang serius, seperti air tanah yang semakin menipis dan diambang krisis, ancaman polusi udara hingga pengelolaan sampah yang menjadi masalah yang harus kita hadapi bersama.

Sehingga tentu dibutuhkan upaya masif dan kolektif dari berbagai pihak untuk terus berpartisipasi dan berkolaborasi dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Atas latar belakang tersebut, kami dari perkumpulan Mandala Katalika Indonesia (Manka) mendukung upaya Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) untuk melakukan langkah nyata dalam penanganan krisis ekologi. Kami meyakini bahwa lembaga keagamaan memiliki peran yang strategis untuk mengawal dan mendorong isu moralitas terhadap alam melalui berbagai pendekatan yang bisa diterima dengan baik oleh masyarakat.

Menurut Juliarta Bramansa Ottay, Direktur Mandala Katalika, “Lembaga keagamaan dalam hal ini PGI menjadi salah satu kekuatan pilar dalam kehidupan bermasyarakat yang dapat mendukung percepatan dan menyebarluaskan pentingnya aksi mitigasi perubahan iklim di Indonesia. Oleh karena itu, program pembuatan video edukasi dengan harapan bisa meningkatkan tentang pentingnya kesadaran semua lapisan masyarakat untuk mengubah pola konsumsi menuju kesadaran untuk mendukung aksi mitigasi perubahan iklim di Indonesia.”

Video yang diluncurkan membahas tentang Sampah, Air Tanah, Energi dan Hutan Hujan, di mana semua unsur tersebut berkaitan erat dengaan kehidupan kita sehari-hari, tak terkecuali masyarakat perkotaan. Video-video yang diluncurkan ini akan hadir di seluruh gereja-gereja di Indonesia dengan harapan bisa membawa dampak besar bagi upaya-upaya dalam aksi mitigasi perubahan iklim di Indonesia.