Pada 23 Juni 2025 lalu, bertempat di Siak, dilaksanakan audiensi lintas lembaga yang bertujuan untuk mendukung pengelolaan program lingkungan hidup dan iklim di tingkat provinsi. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai instansi pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan komunitas lokal. Di antaranya turut hadir Bappeda Siak, Dinas Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Koperasi dan UMKM, Bapperida, serta perwakilan organisasi seperti Mandala Katalika, Perkumpulan Elang, dan Sekelas.
Dalam forum tersebut, Manka memaparkan pengembangan program ekonomi restoratif berbasis FOLU (Forest and Other Land Use) yang difokuskan di Kabupaten Siak. Program ini tidak hanya selaras dengan visi dan misi Pemkab Siak serta lembaga mitra seperti LTKL dan Elang, tetapi juga mendukung percepatan penyerapan dana iklim serta penguatan administrasi daerah.
Dalam diskusi ini membahas pentingnya penguatan kelembagaan daerah, termasuk pelibatan BKD serta penunjukan akselerator program “Siak Hijau.” Beberapa komoditas lokal yang memiliki potensi dalam mendukung aksi iklim juga dibahas, antara lain; sagu yang diharapkan dapat masuk dalam proyek strategis nasional, meskipun masih menghadapi tantangan pemasaran dan komitmen masyarakat. Selain itu komoditas lokal lain, seperti beras siak kota istana, beras zinc, nanas, ikan gabus, dan madu, yang menunjukkan peluang pengembangan ekonomi rendah karbon. Terdapat pula gagasan kolaborasi dengan pihak swasta untuk pengembangan ayam petelur, meskipun tantangan teknis masih menjadi kendala. Audiensi juga menyoroti potensi kontribusi komunitas lokal. Peran komunitas seperti Sekelas dianggap strategis dalam mendukung pemasaran dan pengemasan produk UMKM secara kreatif.
Sebagai rangkaian kegiatan lanjutan akan digelar Focus Group Discussion (FGD) di Bulan Juli mendatang dengan kegiatan sebelumnya yaitu melakukan pemetaan awal kondisi daerah dan inventarisasi aktor serta isu.
