Mandala Katalika dan Mitra Bahas Strategi Iklim Siak Lewat FGD MICMAC-MACTOR II

Manka, 19 September 2025 – Perkumpulan Mandala Katalika (Manka) bersama para mitra sukses menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Putaran II bertema “Pengembangan Program Ekonomi Berbasis Hutan dan Masyarakat” menggunakan tools MICMAC dan MACTOR pada 9—10 September 2025 di Kantor Bapperida Siak, Riau.

Acara ini dihadiri oleh sejumlah lembaga pemerintah Kabupaten Siak, diantaranya Bapperida Kabupaten Siak, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pemberdayaan masyarakat dan Kampung, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Pertanian dan Perkebunan, KPH TBS, Koalisi Private Sector Untuk Siak Hiaju, BSP, Persi, Kelompok PS, Perkumpulan Elang, Media, serta beberapa CSO yang bekerja di wilayah Kabupaten Siak.

FGD MICMAC & MACTOR II Siak

Diskusi ini dibuka oleh Kepala Bapperida Siak, Drs. Leonardus Budhi Yuwono, M.Si. Dalam sambutannya, ia menegaskan FGD ini di fokuskan pada finalisasi isu dan aktor perubahan iklim melalui pendekatan ekonomi berbasis hutan dan masyarakat di Kabupaten Siak yang dilakukan bersama oleh Perkumpulan Elang dan Manka.

“Mengingat kembali komitmen kita bersama dalam wadah Sedagho Siak, yaitu bagaimana mencegah dan mengurangi risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Faktor ekonomi memiliki peran penting dalam mendukung upaya tersebut sehingga pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar hutan menjadi salah satu strategi kunci,” ujar Kepala Bapperida Siak, Drs. Leonardus Budhi Yuwono, M.Si.

FGD MICMAC & MACTOR II Siak

Dari FGD I sebelumnya telah terpetakan 5 isu strategis, 15 aktor kunci, dan 4 tujuan/objektif utama. Adapun lima isu strategis tersebut, antara lain 1) Kebijakan pengendalian deforestasi dan restorasi ekosistem yang mendukung ekonomi hijau; 2) Kepastian akses pasar; 3) Pembuatan skema penguatan stabilitas komoditas; 4) Kolaborasi pentahelix melalui inisiatif Siak Hijau, serta 5) Penetapan harga acuan pembelian komoditas. Komoditas utama yang menjadi fokus adalah Sagu.

Pada FGD II dari lima isu strategis tersebut mengerucut menjadi empat tujuan utama, yakni 1) Mendorong integrasi antara kebijakan perlindungan hutan dan strategi ekonomi untuk menciptakan nilai tambah dari pengelolaan lahan yang berkelanjutan; 2) Peningkatan akses pasar, modal, dan infrastruktur untuk mendukung komoditas lestari; 3) Penguatan kelembagaan dan kolaborasi pentahelix untuk mendukung pencapaian inisiatif Siak Hijau; serta 4) Penetapan regulasi yang menjamin kepastian harga dan iklim investasi.

Kemudian peran Bupati Siak, Bapperida, dan DLH dilihat kuat dalam menggerakkan tujuan program, lalu didukung oleh pemda lainnya, NGO, dan akademisi dalam menggerakkan masyarakat.

Hasil FGD II menunjukkan bahwa masing-masing aktor kini memiliki pemahaman yang lebih jelas mengenai perannya dalam mendukung program-program yang akan dikembangkan dari objektif yang telah dibahas. Kegiatan ini juga diharapkan dapat memetakan objektif dan aktor yang terlibat beserta perannya sehingga memudahkan pemerintah kabupaten dalam merancang program serta menentukan pihak yang akan berperan dalam pelaksanaannya.

FGD ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat kolaborasi multipihak untuk mewujudkan ekonomi berbasis hutan dan masyarakat yang berkelanjutan di Kabupaten Siak. Rencana tindak selanjutnya adalah pengembangan program dan rencana aksi bersama dengan menggunakan metode MULTIPOL.