Lokakarya peningkatan kapasitas mitra lokal yang dilakukan Manka dan SGPP pada awal November 2023 mendapatkan respon yang baik dari mitra-mitra pelaksana pemetaaan. Meskipun penggunaan instrumen pemetaan yang dipilih oleh SGPP untuk pemetaan kesiapan pengembangan lembaga iklim dan lingkungan di daerah adalah hal baru bagi kelima lembaga, hal ini tidak menyurutkan semangat untuk mempraktekkannya langsung di masing-masing provinsi.
Untuk memastikan kelancaran proses pemetaan dan mendapatkan data sesuai dengan harapan, Manka dan SGPP melakukan evaluasi bersama proses pelatihan termasuk mendengarkan masukan dari 5 mitra yaitu Aman Sulsel, LBBT, GeRAK ACEH, BNF dan Perkumpulan Elang. Dari proses tersebut, mitra membutuhkan waktu untuk mengendapkan proses pelatihan sembari mempelajari lagi modul serta mengharapkan pendampingan untuk pendalaman materi pelatihan.
Selain evaluasi bersama, Manka dan SGPP juga melakukan identifikasi tantangan yang mungkin akan muncul selama pemetaan. Beberapa tantangan berhasil diidentifikasi, diantaranya adalah di lapangan praktik penggalian informasi atau metode diskusi yang sering dialami oleh fasilitator maupun calon responden berbeda dengan kaidah dan standar ideal dari metode pemetaan ini. Tantangan lain adalah perlunya koordinasi yang intens dengan pemerintah daerah mengingat waktu pelaksaaan pemetaan yang jatuh di bulan desember yang padat bagi pemerintah daerah.
Untuk memastikan semua lembaga pelaksana pemetaan di daerah memiliki pemahaman yang sama dalam metode penelitian sekaligus memastikan validitas data yang dikumpulkan, beberapa upaya kami lakukan secara paralel, baik oleh Manka, SGPP dan 5 NGO mitra pelaksana.
Manka dan SGPP melakukan pertemuan rutin setiap minggu yang didesain sebagai klinik online, memberikan ruang berbagi dan bertanya dari dan untuk mitra pelaksana. Sampai dengan Desember 2023, klinik online sudah dilakukan sebanyak 6 kali. Selain itu Manka juga menyiapkan dokumen berisi panduan teknis yang memudahkan mitra NGO untuk melaksanakan pemetaan termasuk bagaimana menyelenggarakan FGD. Proses lokakarya juga didokumentasikan secara digital dan agar dapat diakses oleh lebih banyak lembaga sebagai bagian dari materi pengetahuan bersama.
Dari sisi mitra pelaksana pemetaan, sekembalinya dari pelatihan masing-masing mitra melakukan pendalaman modul dan berbagi tentang pengalaman pelatihan bersama anggota tim lain di masing-masing lembaga. Mereka juga mulai melakukan pertemuan awal dengan pemerintah daerah, yang akan menjadi mitra strategis pemetaan di daerah, diantaranya adalah Bappeda Provinsi, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi dan Dinas Kehutanan Provinsi.
“Bappeda Provinsi D.I. Aceh menyambut baik pemetaaan ini dan berkomitmen untuk memberi dukungan untuk pelaksanaan FGD,” ungkap Rahayu, peneliti dari GeRAK ACEH. Dukungan senada disampaikan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah kepada Borneo Nature Foundation, Dinas Lingkungan Hidup provinsi untuk LBBT di Kalimantan Barat dan Aman di Sulawesi Selatan dan Bappeda Kabupaten Siak kepada Perkumpulan Elang.